Dinamika Kampanye Pilwalkot Bandung 2024: Dua Kontroversi Jadi Perbincangan

 


Priangan Ekspres - Pemilihan Wali Kota Bandung 2024 menjadi semakin sengit menyusul munculnya dua kontroversi besar yang melibatkan para kandidat. Insiden-insiden ini memicu diskusi publik dan memunculkan kritik terhadap para calon.

Pernyataan "Paeh" dalam Debat: Sorotan untuk Erwin

Debat antarcalon wali kota yang digelar pekan lalu berlangsung panas setelah Erwin, calon wakil wali kota, mengucapkan kata "paeh" (mati) dalam penyampaiannya. Ucapannya langsung menuai reaksi tajam, baik di lokasi debat maupun di media sosial. Farhan, calon wali kota dari pasangan pesaing, mengutuk pernyataan tersebut dengan menyebutnya sebagai bentuk komunikasi yang tidak mencerminkan kepemimpinan yang baik.

"Ini bukan sekadar tentang pilihan kata, tetapi juga soal penghormatan dan etika dalam menyampaikan gagasan politik," kata Farhan dalam pernyataan tertulisnya.

Pendukung Erwin membela bahwa ucapannya telah disalahartikan, tetapi kritik terus berdatangan. Sebagian masyarakat mendesak KPU Kota Bandung untuk memberikan teguran kepada Erwin atas tindakannya yang dianggap tidak etis.

Kunjungan Farhan ke Cijerah Fest Picu Kecaman

Di sisi lain, Farhan juga menjadi pusat kontroversi setelah menghadiri Cijerah Fest 1.1, sebuah acara lokal yang digelar oleh Karang Taruna RW 05 di Cijerah. Kehadirannya dianggap sebagai upaya kampanye terselubung, meskipun acara tersebut tidak memiliki kaitan politik.

"Kami tidak mengundang pasangan calon mana pun. Kehadiran beliau bukan bagian dari agenda kami dan melanggar prinsip netralitas acara," ujar Ketua Panitia Cijerah Fest 1.1 dalam sebuah konferensi pers.

Farhan membantah tuduhan tersebut, mengklaim bahwa ia hadir untuk mendukung aktivitas masyarakat, bukan untuk berkampanye. Meski begitu, langkahnya tetap menuai kritik karena dinilai merusak semangat netralitas dalam proses demokrasi.

Respons Masyarakat dan Harapan terhadap KPU

Kedua insiden ini memperlihatkan betapa sengitnya persaingan dalam Pilwalkot Bandung 2024. Masyarakat dan pengamat politik menyerukan agar KPU segera bertindak tegas untuk mencegah ketegangan lebih lanjut.

"Ini adalah ujian bagi KPU dalam menegakkan aturan kampanye. Ketegasan diperlukan untuk menjaga harmoni dan mencegah polarisasi masyarakat," ujar seorang pengamat politik lokal.

Di tengah dinamika ini, kedua pasangan calon diharapkan mampu menunjukkan sikap yang lebih dewasa dan menjaga kehormatan pesta demokrasi. Publik kini menunggu langkah tegas dari KPU dalam menyikapi kedua insiden tersebut.


Posting Komentar

0 Komentar